Kamis, 13 Oktober 2011

Pendidikan... Oh, Pendidikan...

Masih belum lekang dari pikiran tentang berita robohnya sebuah bangunan SD hingga memakan 1 korban jiwa dan belasan siswa luka-luka. Kejadian itu terjadi sangat cepat katika siswa/i sedang melakukan proses belajar di bangunan yang tidak layak tersebut. Entah bagaimana hancurnya hati orang tua yang memimpikan buah hatinya dapat mencapai pendidikan yang tinggi, namun kini mereka hanya bisa meratapi impiannya itu. Sang buah hati yang diharapkan meninggal akibat kelalaian pemerintah yang tidak cepat tanggap memperbaiki struktur sekolah dan pendidikan negara ini.

Sebenarnya sudah terjadi begitu banyak kejadian sekolah roboh seperti ini, belum ditambah yang bangunannya mulai rusak dan siap menambah daftar panjang ambruknya sekolah di negeri ini. Bagaimana pemerintah bisa menutup mata dan telinga ketika hal ini sudah diteriaki rakyat melalui berbagai media massa? Sedangkan pemerintah baru saja menaikan jatah APBN untuk anggaran pendidikan dari Rp 266,9 triliun di tahun 2011 menjadi Rp 286,6 triliun untuk tahun 2012. Seakan ditelan bumi, anggaran tersebut tidak terlihat berhasil di berbagai aspek pendidikan. Bahkan untuk sekolah gratis yang sejak dari dulu dicanangkan.


Ya, pemerintah memang telah mencanangkan sekolah gratis bagi kalangan tidak mampu. Namun, seakan hanya omong kosong belaka, ketika bayaran bulanan digratiskan, maka uang gedung dituntut lunas. Ketika uang gedung digratiskan, buku dan seragam harus bayar. Kerika buku dan seragam dibebaskan, uang pangkal harus dilunaskan. Ketika bagian anu tidak perlu bayar, bagian itu harus dibayar. Sampai seterusnya hingga yang tadinya sekolah gratis berubah menjadi sekolah (tidak benar-benar) gratis.

Menjadi orang susah di negeri ini sangat teramat sulit. Padahal bukan karena lapangan pekerjaan yang menyempit yang membuat pengangguran bertambah, tapi karena makin berkurangnya sumber daya manusia yang berkualitas di negeri ini. Kalau bukan dari pendidikan, lalu darimana lagi negeri ini membangun sumber daya yang baik? Kalau bangunan sekolah saja tidak melindungi jiwa di dalamnya, lalu dimana penerus bangsa ini harus belajar untuk menaikan standar dirinya? Kalau segala hal harus berbayar dan menjadi beban, kapan para orang tua bisa memberikan buah hatinya pedidikan yang layak? Pemerintah sadar betul akan hal ini, tapi terlalu sedikit yang membuka mata dan turun tangan untuk ikut membangun. Kebanyakan mereka hanya mencari-cari proyek agar uang selalu mengalir ke pundi-pundi mereka supaya bisa terus menikmati indahnya dunia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar